PAPER PRAKTIKUM AGROTEKNOLOGI
TANAMAN HORTIKULTURA I
Penyakit
Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annum )
Dosen : Ir.J.Matanari,MSi
Oleh:
Christopher
Andriano Sipahutar
11042004

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA
2013
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman cabai merupakan salah satu komoditi yang banyak di
tanam di Indonesia ini. Masyarakat banyak memanfaatkan tanaman yang kaya
vitamin A dan C ini sebagai bumbu dapur, dan akhir – akhir ini menjadi bahan
industri pada bumbu dapur kemasan.
Setiap fase pertumbuhan tanaman cabai memiliki kerentanan
terhadap penyakit yang berbeda. Hal ini menyebabkan jenis penyakit dominan yang
menyerang setiap fase pertumbuhan berbeda pula. Sehingga mengetahui jenis
penyebab penyakit atau pathogen yang benar adalah penting untuk menentukan
pengendalian yang harus dilakukan. Gejala – gejala visual kunci suatu penyakit
menjadi petunjuk kepada penentuan pathogen penyebabnya.
Gangguan penyakit pada tanaman cabai sangat kompleks,
baik di musim panas maupun penghujan dan jelas membawa kerugian yang seringkali
tidak kecil. Dan untuk mengatasi masalah ini tidak jarang petani menggunakan
pestisida dengan volume yang berlebihan. Padahal, ini dapat menimbulkan
berbagai masalah diantaranya yaitu akumulasi residu pestisida, penyakit menjadi
resisten, epidemic penyakit, terbunuhnya musuh alami dan pencemaran lingkungan.
B. Tujuan
Pembuatan Paper
Adapun tujuan pembuatan paper ini adalah
sebagai penambah nilai dalam praktikum agroteknologi tanaman hortikultura I di
Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara Medan
BAB II. ISI
A. Penyakit Tanaman Cabai Yang
Terbawa Biji
Dilaporkan bahwa biji cabai dapat
membawa penyakit (seed - borne disease) dan ini cukup
membahayakan tanaman-tanaman berikutnya. Patogen yang terbawa ini adalah dari
kelompok patogen hidup dan gejala penyakit umumnya tidak muncul pada biji.
A.1. Bakteri
Penyakit : Tidak bernama
Patogen : Xanthomonas campestris pv. Vesicatoria
Gejala : Tidak tampak,penampakan biji seperti
biji normal yang sehat
Pencegahan dan Pengendalian :
1. Gunakan benih bersertifikat
2. Rendam dengan NaOCl 1,3% selama 1
menit atau larutan CuSO4 konsentrasi 0,75% selama 10 menit
A.2. Cendawan
Penyakit
: Tidak bernama
Patogen
: Colletotrichum spp. (capsici dan gloeos porioides)
Gejala
: Tidak semua biji yang tercemar memperlihatkan gejala,ada
kalanya nampak seperti biji yang sehat,bersih dan bebas cemaran,biji yang
terkontaminasi cendawan ini berwarna hitam atau coklat kehitaman dengan bentuk
biji tidak bernas.
Pencegahan dan
pengendalian :
1. Gunakan benih bersertifikat
2. Tidak mengikutsertakan biji yang terbentuk dan
berwarna abnormal
3. Beri perlakuan perendaman dengan air panas 550C
selama 30 menit,atau
fungisida dari
golongan sistemik (seperti Triazole atau Pyrimidin 0,05-0,1%)
selama kurang
lebih satu jam.
A.3. Virus
Penyakit
: Tidak bernama
Patogen
: Tobacco Mosaic Virus (TMV),kadang Cucumber Mosaik Virus
Gejala
: Tidak tampak,penampakan biji seperti biji normal yang sehat
Pencegahan dan
pengendalian :
1.Gunakan benih
yang bersrtifikat
2.Direndam
dalam larutan 10% Na3PO4 selama 1-2 jam,kalau bijinya
kering
rendam sampai 1 malam.
B. Penyakit Menyerang Pada Buah Cabai
Penyakit
Busuk Basah Bakteri
Penyakit : Busuk Basah Bakteri
Pathogen :
Erwinia carotovora pv. carotovora
Gejala :
Busuk basah pada buah dimulai dari tangkai dan kelopak buah, tetapi infeksi
bias juga terjadi melalui luka di bagian mana saja dari buah. Jaringan buah
bagian bawah infeksi menjadi lunak dan luka segera melebar merusak bagian dalam
daging sehingga dalam beberapa hari menjadi masa yang basah lunak dan
berlendir. Lender keluar dari kantung buah dan menguap sampai kering. Buah yang
masih menempel pada tanaman kemudian terinfeksi akan tetap terikat menggantung
seperti kantung air. Setelah isinya keluar maka terbentuk suatu kantung buah
kering berwarna transparan dan tetap menggantung.
Pencegahan dan
pengendalian :
1.
Pengaturan jarak tanam yang tidak terlalu rapat.
2.
sanitasi kebun dari sisa – sisa tanaman yang terinfeksi bakteri.
3.
melakukan panen pada waktu cuaca kering.
4. menjaga
agar buah tidak luka atau memar waktu dipanen.
5. simpan
buah cabai di tempat teduh
6.
Pencucian dapat meningkatkan infeksi. Penambahan khlor pada air cucian dan
segera mengeringkannya adalah cara yang dianjurkan.
7.
mengumpulkan dan memusnahkan buah cabai yang terinfeksi.
C. Cendawan
Penyakit
Antraknos
Penyakit : Antraknos
Patogen
: Colletotrichum spp.
Gejala
: Antraknos pada buah membuat buah busuk. Dapat menginfeksi
buah matang dan buah muda. Gejala awal adalah bercak kecil seperti tersiram
air, luka ini berkembang dengan cepat sampai ada yang bergaris tengah 3 – 4 cm.
Ekspansi bercak yang maksimal membentuk lekukan dengan warna merah tua ke
coklat muda, dengan berbagai bentuk konsentrik dari jaringan stromatik cendawan
yang berwarna gelap. Spora yang berwarna pucat kekuningan sampai warna salmon (
pink ) tersebar pada garis – garis konsentrik. Buah cabai bias hancur 100%
karena antraknos.
Pencegahan dan
pengendalian :
1.
Gunakan benih yang bersertifikat, rendam dengan air panas ± 55º C selama 30
menit atau dengan larutan 0,05 – 0,1 % fungisida golongan sistemik ( seperti
Triazole atau Pirimidin )
2.
Buah cabai yang terserang antraknos dikumpulkan dalam kantung plastrik tertutup
dan dimusnahkan.
3.
Gunakan fungisida sistemik bergantian dengan yang kontak dengan pola S-K-K-K-S
dan seterusnya.
4.
Untuk mengurangi volume fungisida gunakan sprayer kipas yang dapat menghemat
volume penyemprotan sekitar 30%
D.Virus
Penyakit
Mozaik Belang
Penyakit
: Mozaik Belang
Patogen
: Cucumber Mozaik Virus ( CMV ) ATAU Tobacco
Ecth Virus(TEV)
Gejala
:Bentuk buah abnormal,
melengkung dan atau permukaan tidak rata, warna buah belang kuning sepanjang
alur buah. Warna kuning ini sangat menonjol pada buah yang masih berwarna
hijau. Pada buah menjelang matang warna buah belang coklat dan kekuningan, dan
waktu matang penuh buah berwarna merah ( agak muda ) yang merata.
Pencegahan dan
pengendalian :
1.
Pemupukan yang berimbang, yaitu Urea 150 – 200 kg, ZA 450 – 500 kg, TSP 100 –
150 kg, KCl 100 – 150 kg, dan pupuk organic 20 – 30 ton per hektar.
2.
Intercropping antara cabai dan tomat di dataran tinggi dapat mengurangi
serangan hama dan penyakit serta menaikkan hasil panen.
3.
Penggunaa mulsa plastic di dataran tingi dan jerami di dataran rendah
mengurangi infestasi kutu daun yang merupakan vector virus.
4.
Tanaman muda ( umur maksimum 35 hari ) yang terinfeksi virus di lapangan di
musnahkan dan disulam dengan sehat.
5.
Aplikasi insektisida untuk mengendalikan kutu daun menggunakan nozel kipas agar
terjadi pengurangan volume insektisida sebanyak 30%
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Mikroba
merupakan salah satu organisme yang menyerang tanaman cabai. Mikroba yang
terdiri dari bakteri, cendawan, dan virus ini menyerang pada tingkatan
pertumbuhan cabai.
Setiap fase, cabai memiliki ketahanan tubuh yang berbeda dalam menghadapi
serangan penyakit. Untuk itu jenis penyakitnya pun bermacam – macam dengan
pengendalian yang bermacam- macam pula.
B. Saran
Sebaiknya, untuk mengatasi dan
memberantas hamaa maupun penyakit tanaman cabai petani harus mempelajari dan
mengerti tentang tanaman cabai terlebih dahulu, sehingga petani tahu bagaimana
cabai yang tepat ditanam di lahan pertaniannya, cara budidaya, maupun perawatan
yang tepat. Selain itu juga memudahkan petani untuk menyesuaikan metode dan
pengguaan insektisida atau fungisida yang tepat guna dan ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Duriat, A.S., dkk. 2007. Penyakit Penting Tanaman
Cabai dan pengendaliannya
Pdf. Bandung : Balai Penelitian Tanaman
Sayuran. Bandung
Setiadi, 1990, Bertanam Cabai, Jakarta : Penebar
Swadaya.
Winanta Bernardinus T. Wahyu, 2002, Bertanam Cabai di
Musim hujan.
AgroMedia Pustaka. Jakarta
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus